Tire Safety
a. Ban retak-retak
Penyebab:
1. Umur ban yang sudah tua sehingga karet ban sudah getas
2. Penyimpanan kendaran yang tidak terlindung dari sinar matahari dan ultraviolet
3. Penggunaan ban sering pada tekanan angin kurang atau berlebih
b. Abrasi ban tidak merata
penyebab :
1. Tekanan angin kurang atau berlebih
2. Sering melakukan pengereman mendadak
3. Permukaan jalan tidak rata
4. Shockbreaker terlalu keras
5. Tekanan shockbreaker kiri dan kanan tidak merata
c. Ban sobek searah dengan arah putar
Penyebab :
1 Ada benda tajam yang menggores permukaan ban
2 Tergores benda tajam saat digunakan
d. Ban aus pada bagian kanan atau kiri saja
Penyebab :
1. Laher ban (bearing) telah oblak atau longgar
2. Defleksi atau penyimpangan arah shockbreaker tidak sama saat melakukan pengereman
1. Pemasangan ban tidak benar (rim line tidak sejajar pelek)
2. Velg oleng
3. Tekanan shockbreaker tidak merata
4. Tekanan angin kurang
5. Ban melindas marka jalan (untuk jenis-jenis ban tertentu)
6. Ban depan dan belakang tidak berada di tengah
7. Leher ban (bearing) telah oblak atau longgar
1. Ada kebocoran pada ban (tambalan ban sudah terlalu banyak)
2. Pemasangan ban tidak benar (rim line tidak sejajar pelek)
3. Permukaan bibir pelek tidak rata
4. Kebocoran pada pelek
5. Kebocoran pada pentil
1. Tekanan angin kurang atau berlebih
2. Permukaan ban sudah aus
3. Kompon ban sudah getas
4. Kesalahan pemilihan jenis ban
5. Kondisi jalanan yang memang licin
6. Jarak pengereman yang tidak ideal dengan kecepatan
1. Sambungan pentil lepas
2. Ukuran ban dalam terlalu besar
3. Ada benda tajam di sekitar lapisan dalam ban luar
4. ban dalam tertusuk spoke
5. Ban dalam sudah usang
1. Ukuran ban dalam terlalu kecil
2. Ban dalam tertusuk benda tajam
1. Penggunaan tekanan angin yang salah
Tekanan angin yang tidak sesuai akan mengakibatkan kontak area ban ke aspal tidak sesuai. Jika tekanan berlebih makan kontak area hanya terjadi pada bagian puncak ban, sebaliknya jika tekanan kurang makan kontak area ban ke aspal paling besar akan terjadi pada bagian samping ban. Dengan kata lain, kontak area tersebut tidak merata diseluruh permukaan ban sehingga keausan ban tidak merata. Disarankan untuk melakukan pengecekan tekanan angin minimal sebulan sekali. Gunakan alat ukur tekanan yang standar agar hasil pembacaan yang akurat
2. Kondisi tekanan shockbreaker yang salah
tekanan shockbreaker yang tidak sesuai akan mempengaruhi abrasi ban. Jika tekanan berlebih maka motor akan “memantul” saat melewati jalan yang kurang rata. Saat itulah terjadi pengikisan yang tidak rata pada seluruh permukaan ban. Jika tekanan kurang maka daya redam shockbreaker pun tidak sempurnah sehingga pengikisan ban tidak merata.
3. Kondisi permukaan jalan yang tidak bagus
Efeknya hampir sama dengan kondisi tekanan shockbreaker yang salah.
4. Cara berkendara yang cenderung “kasar”
Cara berkendara yang “kasar” seperti sering melakukan pengereman mendadak atau akselerasi kuat dan tiba-tiba akan membuat tekanan tiba-tiba pada ban sehinggga akan mengikis permukaan ban yang saat itu kontak dengan aspal. Akibatnya, pengikisan tidak merata.
5. Ban tubetype dipasang secara tubeless
Ban tubeless memiliki lapisan inner liner yang berfungsi sebagai kantong udara agar tekanan udara tidak merembes keluar sedangkan ban tubetype tidak memiliki lapisan ini. Akibatnya jika dipaksakan digunakan tanpa ada ban dalam akan terjadi pemisahan lapisan carcass, lapisan pembentuk konstruksi ban yang terbuat dari anyaman benang nylon dan dilapisi oleh karet. Lapisan carcass yang terpisah ini akan terisi oleh gelembung-gelembung udara sehingga ban tampak benjol-benjol atau bergelombang.
Alur kembangan berfungsi sebagai penghasil cengkraman ke aspal, maka sebaiknya ban memiliki pola kembangan yang sama (sama-sama untuk jalan basah, sama-sama untuk jalan kering dan sebagainya).
Performa ban akan maksimal jika bagian-bagian pendukungnya juga sesuai standar keamanan, seperti ukuran pelek dan tekanan angin yang sesuai. Jika tidak sesuai standar, maka akan mengurangi performa ban bahkan bisa membahayakan penggunanya.
Kelebihan beban bisa menyebabkan panas berlebihan menumpuk di ban yang bisa ban pecah mendadak atau merusak bagian dalam ban. Tidak hanya merusak ban, membawa beban berlebih bisa merusak komponen motor yang lain.
Memacu motor melebihi batas kecepatan maksimum sangat berbahaya karena ban bisa pecah mendadak saat Anda dalam kecepatan tinggi.
Aquaplaing adalah kondisi dimana lapisan air terbentuk antara permukaan jalan dan ban. Hal ini menyebabkan ban kehilangan traksi sehingga pengendara kehilangan kendali motor.
Sebenarnya ban memiliki alur kembangan yang dirancang untuk membuang air dari bawah ban sehingga tetap ada traksi antara ban dan permukaan jalan. Namun ketika jumlah air lebih banyak daripada kemampuan ban untuk membelah air, ban berisiko mengalami aquaplaning.
Caption foto: Tampilan pemukaan ban yang membelah air
Angka tekanan yang tertulis di dinding ban BUKAN tekanan rekomendasi untuk penggunaan harian, melainkan tekanan yang digunakan HANYA jika membawa beban maksimal yang tertera di dinding ban.
Jadi, jika di dinding ban tertulis:
Artinya:
Jika satu ban menanggung beban maksimal sampai 170kg, gunakan tekanan ban 38 psi. Jika tidak gunakan tekanan rekomendasi untuk penggunaan harian.
Rekomendasi tekanan ban untuk penggunaan harian:
untuk ban depan tekanannya adalah 29 psi, ditambah atau dikurangi 2 psi
untuk ban belakang tekanannya adalah 33psi, ditambah atau dikurangi 2 psi
Tergantung kenyamanan pengendara
Jika ban dalam kebesaran:
Ban bisa terjepit saat dipasang atau ketika dipompa ban dalam dan terlipat yang mengakibatkan ban dalam bocor.
Jika ban dalam kekecilan:
Ban seakan-akan dipaksa mengembang lebih besar untuk memenuhi ruang. Akibatnya, ban dalam jadi menipis dan berisiko meledak.
Ban slick adalah ban yang tidak memiliki alur kembangan para permukaan tapaknya. Alur kembangan ini berguna untuk membuang air dengan cepat ketika melewati permukaan trek yang basah. Jika tidak ada alur kembangan, ban akan mengalami aquaplaning atau kehilangan daya cengkramnya.
Itulah sebabnya ban slick tidak direkomendasikan untuk penggunaan balapan dalam keadaan trek basah atau hujan, maupun untuk penggunaan harian. Ban slick akan sangat optimal digunakan di trek kering. Dengan tidak adanya alur kembangan, akan lebih banyak banyak karet yang kontak dengan permukaan jalan sehingga daya cengkram lebih maksimal.
Foto: Ban Sport FR75 adalah ban slick FDR, dan ban Sport XR adalah ban balap FDR untuk trek basah.
Salah! JANGAN mengurangi tekanan ban saat berkendara dalam keadaan hujan atau melewati permukaan jalan yang basah. Tekanan angin yang kurang justru mengubahbentuk profil ban yang membuat kembangan ban tidak berfungsi maksimal untuk membuang air. Hal ini justru membuat daya cengkeram ban berkurang. Selain itu, tekanan angin yang kurang juga mempengaruhi kestabilan dan motor juga jadi terasa berat.
Tetap menggunakan tekanan angin yang direkomendasikan. Tekanan untuk ban depan, yaitu 29 psi, bisa ditambah atau dikurangi 2 psi. Sedangkan untuk ban belakang tekanannya 32 psi, bisa ditambah atau dikurangi 2 psi tergantung kenyamanan pengendara.
Lubang atau cekungan yang ada di tapak ban slick bukan berarti ban tersebut cacat. Lubang tersebut berfungsi sebagai indikator keausan ban (TWI). Jika keausan sudah mencapai tanda TWI maka ban harus segera diganti. Walaupun begitu, biasanya masa pakai ban slick lebih cepat karena pembalap lebih memilih menggunakan ban baru untuk mendapatkan performa ban yang maksimal.
Efek tekanan angin ban kurang:
- Motor kurang stabil saat menikung karena tekanan angin yang kurang menyebabkan dinding ban jadi kurang kuat.
- Ban jadi lebih cepat panas.
- Keausan ban tidak merata.
- Retak-retak.
- Carcass atau bagian ban yang berfungsi sebagai tulang bagi ban rusak.
- Mengurangi umur ban
- Menyebabkan motor jadi lebih boros bahan bakar.
Efek tekanan angin ban berlebihan:
- Ban terasa keras saat dikendarai.
- Mempercepat keausan ban, tapi hanya di bagian tengah tapak ban saja.
- Ban akan lebih mudah robek ketika kena benturan.
- Saat kondisi basah, pengendara motor berpeluang lebih besar untuk alami aquaplanning.
- Saat kondisi kering ban jadi kurang lincah.
- Ban jadi mengeluarkan bunyi (berisik) tidak seperti ban yang dipasang sesuai arah putarannya.
- Ban jadi lebih cepat aus.
Oleh karena itu, pasang ban sesuai arah rotasi, yaitu dengan menyesuaikan arah tanda panah di dinding ban dengan arah putaran ban.
- Lubang di tapak ban dengan diameter lebih dari 6 mm
- Ada lubang di dinding ban
- Kerusakan di bagian bead wire
- Retak-retak di tapak dan dinding ban
- Retak atau kerusakan lainnya di bagian inner liner
- Ban sudah aus
- Lapisan ban terpisah