Pembuat regulasi Grand Prix mengumumkan perubahan aturan dalam sebuah pertemuan di Qatar, Selasa (18/3).
MotoGP akan mengadopsi kontrol ECU untuk semua peserta pada 2016. Perdebatan mengenai aturan ini memanas setelah tim Honda mengancam akan keluar jika aturan ini disahkan. Namun, dalam pertemuan tersebut, tim Honda dan Yamaha diwakili oleh Asosiasi Pabrikan Motor Sport setuju kontrol ECU akan dijalankan dalam 2 tahun.
Honda, Yamaha dan semua tim partisipan akan membantu mendesain dan mengembangkan software baru."ECU dan software akan diwajibkan untuk semua peserta dan akan efektif berlaku sejak 2016," kata seorang komisi dalam pernyataan.
Dalam kesempatan tersebut, diumumkan juga bahwa MotoGP akan melalukan perubahan mengenai aturan kelas Open dan Factory.
Sebelumnya, kelas Open akan mendapat 24 liter bahan bahan setiap balapan, lebih banyak daripada motor kelas Factory yang hanya boleh membawa 20 liter bahan bakar. Kelas Open juga boleh menggunakan 12 mesin sedangkan kelas Factory hanya boleh menggunakan 5 mesin saja.
Kini, Komisi Grand Prix mengumumkan pabrikan apapun yang termasuk dalam kelas Factory yang tidak pernah menang di balapan kering di musim sebelumnya secara otomatis akan mendapatkan keuntungan yang sama seperti tim yang ikuti kelas Open.
Dengan kata lain, kepindahan tim Ducati ke kelas Open tidak perlu dilakukan karena tim tersebut tidak pernah juara sejak 2010 sehingga tim tersebut bisa mendapat keuntungan yang sama. Begitu juga tim Suzuki ketika bergabung pada 2015 nanti.
Namun, jika tim Ducati atau Suzuki menjuarai balapan, dua kali juara ke-2 atau tiga kali juara ke-3 maka tim tersebut akan kehilangan keuntungan tersebut. Namun, tim tersebut masih mendapat keuntungan, yaitu bisa mendapat 22 liter bahan bakar setiap balapan. Jika sudah juara tiga kali maka otomatis akan kembali ikuti aturan kelas Factory.