Jorge Lorenzo mengkritik keras aturan baru yang memperbolehkan pembalap untuk tetap menggunakan ban slick di trek yang permukaannya basah, daripada menghentikan balapan untuk menunggu kondisi lebih aman.
Aturan yang disebut sebagai aturan "flag-to-flag" ini memaksa pembalap saat balapan tengah berjalan untuk berganti motor dari kering ke basah atau sebaliknya dari basah ke kering ketika kondisi cuaca berubah-ubah.
Pada aturan sebelumnya, pembalap dibolehkan untuk meminta balapan dihentikan jika kondisinya hujan dan mereka menggunakan ban slick. Lalu start ulang akan dilakukan melihat perkembangan cuaca dan para pembalap siap dengan motor yang sesuai dengan kondisi terakhir, apakah itu balapan di trek basah atau kering.
"Hal yang kami ingin hindari adalah mengendarai dengan ban slick di trek basah," kata Lorenzo dikutip oleh Motorsport.com. "Hal ini sangat berbahaya dan hanya para pembalap yang ada di atas motor yang tahu seberapa berbahayanya hal tersebut."
Lorenzo terjatuh di Grand Prix San Marino, Minggu (13/9) lalu, setelah mengganti ke ban slick setelah sebelumnya menggunakan ban basah.
Aturan "flag-to-flag" ini membuat balapan akan terus berjalan dalam slot waktu siar di televisi, tanpa ada jeda untuk menunggu hingga batas waktu yang tidak ditentukan hingga kondisinya cukup stabil untuk diputuskan melanjutkan balapan dalam kondisi basah atau kering.
"Saya tidak tahu apakah ini karena alasan siaran televisi atau alasan lainnya sehingga mereka mengubah aturan ini," kata Lorenzo. "Ini adalah hal yang terburuk dalam olahraga ini, menurut opini saya, dan ini dalam hal keselamatan karena aturan ini membahayakan."
Walaupun begitu, Lorenzo berharap penerapan ban intermediate tahun depan diharapkan setidaknya bisa mengatasi masalah ini. "Ketika hujan, ban ini bisa sedikit membantu, mungkin sekitar 10 hingga 50 persen," kata Lorenzo mengenai ban intermediate.